Mengenal Silase, Pakan Hijauan Hasil Fermentasi yang Tahan Lama

Keterbatasan pakan hijauan ternak menjadi masalah bagi para peternak. Sehingga pakan hijauan ternak yang melimpah pada musim hujan bisa menjadi kesempatan bagi peternak untuk menyimpannya dan digunakan saat musim kemarau tiba.

Ada cara menyimpan pakan hijauan ternak agar bisa disimpan lama, tidak kering dan nilai gizi atau proteinnya tidak berkurang. Bahkan, pakan ternak bisa disimpan selama 1 bulan, 2 bulan, 6 bulan, bahkan bisa sampai 1 tahun. Caranya yakni menggunakan teknologi pengawetan bernama Silase.

Baca Juga:

Silase merupakan pakan hijauan ternak hasil fermentasi yang diawetkan dengan cara menyimpannya ke dalam suatu tempat yang kedap udara bisa berupa silo atau drum. Proses ini melibatkan bakteri-bakteri mikroba yang membentuk asam susu, yakni Lactis Acidi dan Streptococcus yang hidup secara anerob atau tanpa oksigen dengan keasaman 4 (pH 4).

Silase adalah pakan hijauan ternak hasil fermentasi yang mengandung kadar air tinggi yang diolah dengan bantuan jasad renik. Proses tersebut dilakukan dengan bantuan bakteri asam laktat dalam suasana asam dan anaerob atau tanpa oksigen, baik dengan penambahan pengawet ataupun tidak.

Dengan begitu, rerumputan atau hijauan yang sudah difermentasi menjadi Silase berubah menjadi pakan ternak yang mengandung nutrisi tinggi dan tahan lama sehingga bisa menjadi alternatif pakan saat musim kemarau datang.

Lalu bagaimana proses fermentasinya?

Pembuatan pakan ternak silase dilakukan seperti proses fermentasi pada umumnya yang terdiri dari 3 bahan, yakni bahan pakan hijauan, bahan pakan konsentrat, dan kelompok bahan pakan aditif.

Bahan pakan hijauan yakni berupa pakan hijauan seperti rumput gajah atau odot, tanaman jagung, dan rumput-rumput lainnya. Tak hanya pakan hijauan ternak, limbah dari hasil panen seperti jerami padi ataupun jerami kedelai juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak yang berperan sebagai sumber serat.

Dan untuk bahan pakan konsentrat bisa berupa bekatur atau dedak padi, ampas dari tapioka, jagung, ampas tahu, dan lain sebagainya. Bahan tersebut berperan untuk memperbaiki zat ataupun nutrisi yang ada pada pakan sekaligus sebagai substrat penopang proses fermentasi. Selanjutnya ada bahan-bahan aditif yang terdiri dari campuran urea, mineral, dan lainnya.

Selain ketiga kelompok bahan tersebut pembuatan silase juga membutuhkan tempat atau wadah bernama silo. Sebelum diberi ke hewan ternak, silase membutuhkan pemeraman selama kurang lebih 3 minggu. Setelah itu, silase baru bisa dibuka, dipanen, dan diberikan ke hewan ternak.

Proses pembuatan Silase tidak membutuhkan proses pengeringan, sehingga zat makanan atau nutrisi yang ada pada pakan hijauan dapat terjaga. Selain itu, silase juga bisa menjaga mikroorganisme pada perut sapi karena sejumlah kandungan asam organik yang ada pada silase.

Penggunaan silase bertujuan agar pakan hijauan ternak bisa mempunyai kualitas bagus serta tahan lama. Dengan begitu, para peternak tidak kesusahan mencari pakan hijauan untuk hewan ternak pada saat musim kemarau tiba. Selain itu, pembuatan silase juga bertujuan untuk menampung kelebihan produksi hijauan ternak sehingga hijauan pakan ternak yang berlebih masih bisa digunakan dalam waktu yang lama.

Leave a comment